Kunjungan Direktorat Jenderal Kefarmasian Kementerian Kesehatan RI Ke FFUMI Dalam Rangka Pengembangan Kerjasama

Kegiatan Stadium General (SG) merupakan salah satu acara yang rutin, terjadwal, dan terencana dari Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia (FFUMI). SG ini dirancang untuk memberikan orientasi atau pengenalan secara umum mengenai FFUMI kepada Mahasiswa Baru (MaBa) yang sangat penting diketahui sebelum mereka aktif menjalani perkuliahan.
Acara SG tersebut berlangsung selama dua hari, tepatnya pada tanggal 4-5 Juli 2024. Pada hari kedua SG, 5 Juli 2024, FFUMI menerima kunjungan istimewa dari Tim Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Direktorat Jenderal Kefarmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kunjungan ini dilaksanakan di ruang rapat lantai 2 Laboratorium FFUMI.
Dalam kunjungan tersebut, hadir dua perwakilan dari Direktorat Jenderal Kefarmasi dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, yaitu Erie Gusneliyanti, S.Si., apt., MKM., dan Apriliya Prihayati, S.Farm., apt., MKM. Bu Erie, yang lebih dikenal dengan sapaan Bu Neli, mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada FFUMI atas sambutan yang luar biasa. Ia menyatakan bahwa kunjungan ini adalah bagian dari evaluasi implementasi Farmakoekonomi Obat Formularium Nasional (Fornas). Selama ini, kerjasama terkait farmakoekonomi lebih banyak dilakukan dengan institusi pendidikan di Pulau Jawa. Namun, untuk pemerataan data dan hasil penelitian yang mendukung kebijakan di bidang farmakoekonomi Obat Fornas, kunjungan ke Makassar diadakan untuk memperluas jejaring.
Dekan FFUMI, apt. Abd. Malik, S.Farm., M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa kunjungan ini tidak hanya sebatas sosialisasi dan silaturahmi. Beliau berharap kunjungan ini bisa ditindaklanjuti dalam bentuk kolaborasi penelitian yang didukung dengan MoU (Memorandum of Understanding) dengan universitas serta PKS (Perjanjian Kerjasama) dengan fakultas. Pengimplementasian farmakoekonomi di Makassar, khususnya oleh dosen-dosen farmasi, sudah diterapkan dalam praktik kefarmasian di apotek.
Kolaborasi penelitian ini memiliki nilai tersendiri karena merupakan kerja sama lintas instansi yang dapat mempermudah perolehan pendanaan atau hibah. Selain itu, kolaborasi semacam ini berdampak positif pada pengembangan negara, terutama terkait ketahanan obat. Kunjungan ini juga diharapkan menjadi awal komunikasi yang berkelanjutan, termasuk kemungkinan mengundang tim Kemenkes sebagai pemateri kuliah tamu. Kehadiran pemateri dari institusi yang kredibel seperti Kemenkes dapat memberikan dampak positif pada akreditasi fakultas.
Kunjungan ini juga diselingi dengan diskusi pengalaman antara dosen-dosen FFUMI dan tim Kemenkes RI mengenai implementasi farmakoekonomi. Diskusi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi lebih lanjut dalam bidang penelitian dan pengembangan kebijakan farmasi.
Dengan demikian, kegiatan SG dan kunjungan dari Kementerian Kesehatan RI ini tidak hanya menjadi ajang pengenalan dan orientasi bagi mahasiswa baru, tetapi juga membuka peluang besar bagi pengembangan institusi dan peningkatan mutu pendidikan serta penelitian di FFUMI.